27.1.11

sejenak inginku

Posted by Aira Kanaya at 10:02 PM 0 comments
Tuhan...
bolehkah aku sejenak meratapi? aku merasa sangat tak berarti. semua terasa begitu salah. tak sanggup lagi aku bertahan.. aku tak tahu mana yang harus kupilih..
bolehkah aku sejenak berhenti? aku merasa sangat lelah.. semua terlihat begitu gelap. tak sanggup lagi aku berjalan.. aku tak tahu jalan mana yang harus kulalui..
bolehkah aku meminta yang terbaik dari yang kuinginkan?
Tuhan...
aku tahu tak sepantasnya aku terus begini.. tapi semua terasa sangat tak adil bagiku..
aku pun tahu inginku belum tentu menjadi inginMu. Engkau memberikan apa yang kubutuhkan, bukan apa yang kuinginkan. tapi... semua masih terasa berat untukku.
Tuhan...
maafkan aku yang masih belum bisa menerima ketentuanMu..
aku hanya ingin bisa tetap berdiri tegak di jalan yang telah Engkau pilihkan untukku.

mimpi semu

Posted by Aira Kanaya at 9:44 PM 0 comments
dan kemudian kenyataan menamparku. membuat aku seketika tersadar. aku masih berdiri di sini. belum beranjak sedikitpun dari tempat aku berdiri. entah apa lagi yang masih kucari dan kunanti. aku tak tahu lagi angan mana yang pasti.

22.1.11

di persimpangan jalan

Posted by Aira Kanaya at 11:20 AM 0 comments
Kamu berkata aku berubah, berbeda, lebih cuek dan tidak peka. Tapi aku pun manusia biasa Kawan.. terkadang aku butuh waktu untuk diriku sendiri. Terkadang aku ingin kamu juga bisa mengerti aku. Bukankah itu wajar? Karena aku pun merasa kamu pun demikian adanya.
Kamu sudah berjalan lebih jauh di depanku Kawan.. Apa lagi yang kamu takutkan? Seharusnya aku yang merasa takut dan meminta kesediaanmu untuk tetap berada di sampingku, membantuku tetap berdiri di saat aku mulai rapuh dan terjatuh.
Aku tak meminta banyak padamu Kawan... Aku hanya ingin pengertian darimu..
Maaf jika aku masih sahabat yang buruk bagimu, tak seperti mereka yang menurutmu lebih baik dariku.
Maaf jika aku masih sering bersikap egois, memikirkan diriku sendiri, tak mendengarkan maumu.
Maaf jika aku cuek terhadap masalahmu, tak berada di sampingmu ketika kamu butuh kehadiranku.
Maaf jika aku tak peka terhadap kesedihanmu, tak menghiburmu saat kamu ingin mengusir semua resahmu.
Maaf jika aku tak bisa memberi tanggapan yang kamu harapkan di saat kamu bercerita.
Maaf jika selama ini kamu merasa aku hanya bisa menyusahkanmu, tak sedikitpun berarti bagimu.
Maaf Kawan... Aku benar-benar minta maaf...

20.1.11

untuk kamu

Posted by Aira Kanaya at 5:10 PM 0 comments
Sudah bertahun-tahun kita bersama, mencoba untuk bisa seiring sejalan memberi warna indah persahabatan. Benar-benar terasa waktu yang sudah kita jalani bersama. Suka, duka, senang, sedih, tangis, tawa, marah, kecewa,. Semua pernah kita rasakan sebagai warna lengkap pelangi.
Meski jalan yang kita lalui tak selalu mudah, mulus dan lurus. Meski kerikil tajam sering membuat kita tersandung. Meski pemandangan yang ditunjukkan tak selalu indah. Dan meski terkadang jalan kita berselisih jalan. Tapi kita selalu percaya bahwa kita pasti mampu mengatasinya. Kita percaya bahwa akan selalu ada tangan yang siap menyambut kita, akan selalu ada telinga untuk mendengar keluh kesah kita, akan selalu ada mulut yang tak henti mendoakan dan memberi semangat, akan selalu ada hati yang menerima kita sebagai sahabat. Dan kita percaya bahwa perjalanan yang telah kita lalui bersama akan semakin menambah indahnya persahabatan.
Mungkin terkadang kita berselisih paham, berbeda jalan, saling bersinggungan, mendahulukan ego pribadi, tanpa sadar telah menyakiti, tak bisa saling mengerti, merasa kesal, sebal, marah, kecewa, dan perasaan negatif lain.
Tetapi kita juga pernah tertawa bersama, berjuang, saling memberi semangat, bercerita tanpa henti, melakukan kegilaan.
Kita pernah menorehkan warna, menerbangkan angan, menggapai mimpi, menciptakan kenangan, membuat beribu cerita yang semoga akan menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan kita.
miss u all guys.. ^^

19.1.11

my rival is my best teacher

Posted by Aira Kanaya at 8:08 PM 0 comments
Dari awal aku sadar, aku bukan siapa-siapa jika dibandingkan dengan dia. Aku tak ada apa-apanya jika disandingkan dengan dia. Meskipun kamu tak pernah sedikitpun membandingkan aku dengan dia, menuntut agar aku setara dengan dia, melakukan hal yang sama dengan dia. Tapi tanpa dikatakan pun aku sudah tahu, aku kalah dari dia. Tentu tak salah jika kamu lebih memilih dia dibanding aku. Aku sudah tahu itu...
Aku pun sudah menyadari bahwa aku dan kamu berada di dunia yang berbeda. Aku tak bisa masuk dan mengerti duniamu, begitu pula kamu terhadap duniaku. Bukan karena dunia kita tak bisa bersatu, tapi kita tak pernah punya waktu dan kesempatan untuk menyatukan dunia kita. Sementara dia terlihat bisa mengerti duniamu. Aku bisa saja mengelak, merasa itu benar karena kalian punya waktu dan kesempatan untuk saling mengerti dunia masing-masing. Tapi itu adalah kenyataan yang terjadi. Tak perlu dipermasalahkan lagi.
Ketika melihat dia, sering aku berpikir "hebat, dia bisa seperti itu. sementara aku??"
Aku kagum dengan dia yang seperti itu. Tapi itu tak lantas membuatku iri pada dia. Ya, untuk apa aku iri? Tak ada gunanya bukan? Toh, aku sudah tidak mengharapkanmu, ingat? Jadi aku tak pernah dan tak perlu merasa iri pada dia. Hal ini justru memacu aku untuk terus memperbaiki diri. Aku semakin terpacu untuk mencoba melakukan berbagai macam hal. Aku menjadi semangat untuk terus belajar. Dari dirinya aku banyak belajar...
Meskipun bagi dia mungkin aku bukanlah siapa-siapa, tapi bagiku dia adalah salah seorang "guru terbaik"ku. Terima kasih untuk dia yang ada di sana... ^^

16.1.11

miss bossy

Posted by Aira Kanaya at 1:10 PM 0 comments
Hei kamu, hati-hati kalau bicara. Kamu tidak tahu apa-apa tentang aku. Kamu tak pernah berusaha menempatkan diri pada posisiku. Aku berusaha lebih keras dari kamu, lebih keras dari yang bisa kamu bayangkan. Pernahkah kamu mencoba melakukan hal yang sama?? Jangan hanya bicara omong kosong!! Kamu tak akan pernah tahu seperti apa rasanya jadi aku. Kamu seenak sendiri mengatakan pandanganmu tentang aku pada orang-orang. Menyebarkan berita negatif tentang aku. Menempatkan aku pada posisi orang yang sangat buruk. Apa urusanmu?? Apa pedulimu?? Kamu hanya seorang cewek yang egois, menempatkan prioritas diri sendiri di atas orang lain. Silahkan kamu terus saja menggonggong. Tak akan ada artinya lagi bagiku!!

it's done

Posted by Aira Kanaya at 1:02 PM 0 comments
Mari kita permudah semuanya. Mungkin sudah saatnya kita akhiri saja semua kebohongan dan kepura-puraan ini. Maaf dan terima kasih. :)

inginmu ≠ inginku

Posted by Aira Kanaya at 12:20 PM 0 comments
Kamu harus ini. Kamu harus itu.
Kamu harus begini. Kamu harus begitu.
Kamu harus seperti ini. Kamu harus seperti itu.
Haruskah aku??

Kenapa kamu tidak begini? Kenapa kamu tidak begitu?
Kenapa kamu tidak seperti dia? Kenapa kamu tidak seperti mereka?
Tidak bolehkah??
Tidak bisakah kamu menerima aku seperti aku sekarang ini??

Hei, inilah aku, dengan segala kelebihan dan kekuranganku.
Inilah aku, yang sedang dan terus berusaha untuk jadi lebih baik lagi semampuku.
Inilah aku, yang berusaha penuhi inginmu dan jadi seperti yang kamu mau.
Masih belum cukupkah??

Silahkan kamu teruskan saja teriakan penuh tuntutanmu itu.
Untuk apa aku balik berteriak padamu jika kamu sudah menutup mata dan telinga dari segala hal tentang aku.

Sudah cukup. Terserah. Aku sudah tidak peduli. Inginmu sudah bukan lagi inginku. Dan inginku tak pernah jadi inginmu. Tak perlu dipaksakan lagi. Aku menyerah.

15.1.11

satu jam saja

Posted by Aira Kanaya at 8:05 AM 0 comments
Jangan berakhir
Aku tak ingin berakhir
Satu jam saja ku ingin diam berdua
Mengenang yang pernah ada

Jangan berakhir
Karena esok takkan lagi
Satu jam saja hingga ku rasa bahagia
Mengakhiri segalanya

Tapi kini tak mungkin lagi
Katamu semua sudah tak berarti
Satu jam saja
Itu pun tak mungkin, tak mungkin lagi

Jangan berakhir
Ku ingin sebentar lagi
Satu jam saja izinkan aku merasa
Rasa itu pernah ada
(Satu Jam Saja - Audy)

11.1.11

dan semua pun berakhir

Posted by Aira Kanaya at 7:06 PM 0 comments
"Kamu marah padaku?" tanya Lelaki pada Perempuan.
"Apa aku terlihat marah padamu? Aku biasa saja. Tidak kurang dan tidak lebih. Tak perlu kamu mencari-cari kesalahanku" jawab Perempuan dengan wajah datar.
"Kenapa kamu selalu bersikap seperti ini padaku?? Aku hanya tidak ingin hubungan kita rusak! Apa kamu masih belum mengerti?? Aku tidak ingin kehilangan kamu!! Aku sayang kamu!" teriak Lelaki.
"Aku merasa serba salah. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku bingung. Aku harap kamu bisa mengerti. Seperti kamu biasanya mampu mengerti perasaanku." lanjut Lelaki pelan.
Perempuan tertegun, tak ada kata-kata yang bisa diucapkan, semua terhenti.
"Kalau kamu benar tidak ingin kehilangan aku seharusnya kamu tahu apa yang kuinginkan. Seharusnya kamu tidak melakukan sesuatu yang bisa menyakitiku. Sesuatu yang bisa merusak hubungan kita. Untuk kali ini aku benar-benar tidak bisa mengerti kamu. Tapi semua sudah terlambat. Ini keputusanmu. Tak perlu diteruskan lagi." jawab Perempuan pelan. Setitik embun bergelayut menggantung di kedua mata Perempuan.
"Seperti katamu dulu, kita masih berteman kan?" lanjut Perempuan sambil menatap mata Lelaki.
"Ya, kita teman..." jawab Lelaki sambil memalingkan pandangan, tak mau menatap balik Perempuan, berpura-pura tak melihat air mata yang memaksa keluar.
Perempuan terdiam, ikut memalingkan muka, menatap satu titik jauh di depan. Masa yang akan dia jalani tanpa pernah ada lagi Lelaki untuk Perempuan. Rasa sakit di hati sangat besar dan melukai begitu dalam. Perempuan merasa sedih, marah, kecewa, tak berdaya. Sekuat tenaga dipaksanya menahan air mata yang mengalir pelan di pipi.
Lelaki beranjak pergi, meninggalkan Perempuan sendiri di sudut sepi, tak pernah menoleh ataupun kembali.
Dan untuk ke sekian kalinya Perempuan menangis karena Lelaki...

***

Biarkan saja, semua sudah berakhir. Ini adalah akhir kisah kita. Paling tidak kini kamu sudah menemukan senyummu kembali, meski senyum itu tak akan pernah untukku lagi..

tentang senja kala itu

Posted by Aira Kanaya at 7:04 PM 0 comments
Ketika senja mulai menghilang, mempersilahkan pekatnya hitam menghiasi langit malam, Lelaki dan Perempuan duduk bersebelahan dengan kesunyian nyata menyelimuti. Pikiran masing-masing sibuk merangkai kata-kata untuk diucapkan.

Sepuluh menit kemudian...
"Aku sudah memutuskan untuk melakukannya" Lelaki memecah kebisuan di antara mereka. Perempuan tetap bergeming, menampakkan raut wajah datar tak terbaca.
"Kamu kenapa? Tak apa-apa kan? Aku minta maaf. Aku benar-benar..."
"Kenapa minta maaf? Apa kamu telah melakukan kesalahan padaku?" potong Perempuan dengan nada tertahan dan sedikit meninggi.
"Seharusnya aku yang minta maaf. Aku hanya... Yah, rasanya ini terlalu mendadak. Aku sedikit kaget. Kamu tak pernah cerita, dan kemudian.. Yah.. anyway, selamat ya. Aku senang mendengarnya. Aku ikut bahagia untukmu," lanjut Perempuan sambil tersenyum.
"...ya, terima kasih. Aku tahu kamu akan mengerti perasaanku saat ini. Kita masih berteman kan?"
"Ya, kita teman..." jawab Perempuan pelan, menghilang bersama angin yang tiba-tiba berhembus, membiarkan mereka kembali diam dengan pikiran masing-masing.

***
Beberapa bulan sebelumnya...

Dering hp tanda sms masuk membuyarkan lamunan Perempuan.
"Udah buka puasa? Tadi sahur kan? Hayo, ga boleh bohong lho. Bohong itu dosa"
Sambil tersenyum Perempuan membalas sms dari Lelaki
"Haha.. Anak kecil juga tau kalo bohong itu dosa. Iya, aku udah makan kok. Tadi juga sahur, kan kamu yang bangunin. Besok lagi yaa... hehe"
Tak lama menunggu..
"Sip... Tiap hari aku pasti bangunin kamu buat sahur. Jaga kesehatan ya. Jangan tidur malam-malam dulu, kan harus sahur. Love you..."
Perempuan terdiam, tak percaya dengan apa yang tertera di layar hp.Berulang kali sms itu dibaca, mencoba mencerna maksud kalimat terakhir. Apa artinya? Benar untuk Perempuan kah? Atau hanya sekedar bercandaan tak penting?
"Makasih... Tenang, aku pasti jaga kesehatan. Kamu juga lho, jangan cuma bisa ngomong ke orang lain tanpa diri sendiri melakukan." balas Perempuan.
"Sepertinya kamu yang lebih penting untuk diingatkan selalu. Anak kecil juga tahu. haha.. Mmm.. Kok kalimat terakhir ga dibalas?"
Kembali Perempuan terdiam, tak tahu harus menjawab seperti apa. Ini benar-benar gambling. Beranikah Perempuan menanggapi? Akhirnya...
"Dilarang nggombal pas puasa loh.. hehe.. Udah jam segini, siap-siap tarawih sana,"
Hingga pagi menjelang, tak ada satupun sms balasan dari Lelaki.

Beberapa kali Lelaki menyisipkan kata itu di sms untuk Perempuan. Dan selalu Perempuan membalas dengan bercanda, tak mau membahas lebih jauh. Dan selalu Lelaki tak pernah membalas sms itu lagi.
Hingga kemudian, ketika Lelaki kembali menuliskan kata itu, Perempuan mengumpulkan seluruh nyali dan keberanian...
"Jaga diri baik-baik. Menjalani hidup seorang diri bukan berarti lantas hidup hanya untuk diri sendiri. Ada orang-orang yang ikut memikirkan kamu. Love you too.."
Tak ada balasan. Perempuan mulai meragu, menyisakan tanda tanya besar dan setumpuk penyesalan yang mendalam. Salahkah Perempuan?

***
Perempuan masih terdiam, berusaha mencerna kata-kata yang tadi diucapkan Lelaki.
Kenapa tiba-tiba Lelaki memutuskan seperti itu? Kapan dia mengambil keputusan? Apa arti hubungan mereka selama ini? Apa arti Perempuan bagi Lelaki? Teman seperti kata Lelaki tadi kah?
Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam pikiran Perempuan. Tak terjawab satupun pertanyaan.
Perempuan merasa Lelaki sungguh naif dan munafik. Perempuan merasa kecewa... Sangat kecewa...

no comment

Posted by Aira Kanaya at 9:34 AM 0 comments
Bukan maksudku diam, tak mau menjawab, menghindar, ataupun menutupi. Aku hanya butuh waktu untuk berteman dengannya terlebih dahulu. Nanti... jika aku sudah merasa siap, apapun pertanyaan kalian, aku akan menjawab dengan senang hati.

c h a o s

Posted by Aira Kanaya at 8:35 AM 0 comments
Semakin buram. Tak jelas. Tak terlihat. Tak menentu. Tak terarah.
Entahlah.....
Semua seperti tak nyata bagiku. Terlalu abstrak. Tak terdefinisikan dengan baik.
Aku kacau. Aku menggila.
Hanya sekumpulan emosi negatif dalam bom waktu yang siap meledak kapan saja.

9.1.11

dari sisi aku

Posted by Aira Kanaya at 1:00 PM 0 comments
Tertangkapkah olehmu
Apa yang ku rasa
Terus ganggu hatiku
Sering kali ku ragu
Ragukan pedulimu
Dan tak yakin kesungguhanmu

Reff:
Cobalah lihat dari sisi aku
Agar kau pahami
Coba kau dengar
Jerit hati kecil ini
Cobalah tuk mengerti
Sedikit saja

Meski aku ada, tapi seperti tak ada
Ku di sini, namun tak berarti

Cobalah lihat dari sisi aku
Agar kau pahami
Coba kau dengar
Jerit hati kecil ini
Cobalah tuk mengerti
Sedikit saja

Bridge:
Lihat... Lihat aku.. Izinkan sedikit egoku
Lakukan seperti mauku
Tataplah kedua mataku
Dan coba kira keinginanku

Cobalah lihat dari sisi aku
Sulitkah... Bisakah... Kau pahami

Cobalah lihat dari sisi aku
Agar kau pahami
Coba kau dengar
Jerit hati kecil ini
Cobalah tuk mengerti
Coba untuk mengerti
Sedikit saja
(Dari Sisi Aku - Tangga)

6.1.11

tanpa judul

Posted by Aira Kanaya at 12:50 PM 0 comments
Tolong ajari aku mengendalikan rindu
yang meliar bagai perdu di padang hatiku
Cinta lama yang bertahun-tahun kutebas
sepertinya selalu menolak meranggas
Akarnya yang keras menghujam terlalu dalam
menembus dunia kelam tempat hasratku bersemayam

Tolong ajari aku menerjemahkan pahit
yang perih menggigit tiap mataku menatap langit
Kemana saja kupalingkan kepala
ia selalu ada menyungkup semesta
Kucintai birunya dengan cinta paling purba
Kudamba jingga senjanya dengan rindu tanpa jeda
Sementara jarak tetap saja membentang panjang
menggerus tahun-tahun lengang

Tolong ajari aku berhenti bermimpi
.....kini
Sebab padang hatiku jadi terlalu sunyi untuk kutinggali sendiri
Jemu menjamu sejoli pembunuh rindu -jarak dan waktu-
Berharap mereka menerkamku dan mengakhiri kesia-siaan ini

*lupa pernah baca puisi ini dimana. hehehe...*

Masih teringat kamu di sana dan segala cerita tentang aku dan kamu di suatu waktu, tak apa kan?
Tenang saja, aku pun masih ingat dengan jelas janjiku. dan tak pernah berniat untuk mengingkari.

aku bagimu

Posted by Aira Kanaya at 11:50 AM 0 comments
Aku pernah memintamu untuk tetap tinggal sejenak di sampingku, saat aku merasa seisi dunia bersikap sangat tak adil padaku. tapi kamu justru mengabaikan permintaanku.
Aku pun pernah memintamu untuk pergi dari hidupku, agar aku bisa terus melanjutkan hidupku tanpa terus menunggumu. tapi kamu tetap mengabaikan kataku.
Kamu memilih menjadi sang angin, yang datang dan pergi sesuka hati, tak ingin diikat ataupun dipaksa.
Masih bolehkah aku untuk tetap meminta padamu?
Dan kini kamu memintaku untuk ada di saat kamu membutuhkan seorang pendengar, pemberi saran, penyemangat, pembela, dan entah sebagai apa lagi.
Hei, siapa aku bagimu? Masih haruskah aku melakukannya untukmu? Melupakan sakit yang kurasakan saat kamu bersikap sebaliknya?
Tak tahukah kamu bahwa angin selalu menyisakan satu tanya yang tak pernah bisa terjawab, meski waktu telah rela menunggu lama, memberi kesempatan pada hati untuk merasa, dan mengalahkan ego yang dipaksakan.
Sebenarnya apa arti aku untuk kamu?

2.1.11

move on

Posted by Aira Kanaya at 8:09 PM 0 comments
"Lalu, bagaimana jika aku ingin kembali?"

"Yang bisa kamu lakukan hanya bergeser ataupun terus maju. Tak pernahkah kamu berpikir jika kamu berbalik di tengah jalan, kamu akan menyenggol perahu-perahu lain yang sedang berlayar di sekitarmu. Bahkan bisa jadi kamu akan menabrak mereka. Tentu hal itu justru akan lebih menyakitkan bagi banyak pihak bukan??"

"Ya, aku tahu.. Sekeras apapun usahaku untuk berputar dan berbalik arah, semua itu hanya akan sia-sia saja. Aku hanya bisa menoleh ke belakang tanpa bisa mendekat."

"Jangan lupa, di saat kamu menoleh ke belakang, perahu yang kamu kemudikan masih tetap berjalan ke depan. Jadi jika kamu tak ingin kehilangan arah tujuan, kamu tak boleh terlalu lama menoleh ke belakang. Ada kalanya kamu boleh menoleh ke belakang untuk tersenyum, memberi tahu padanya bahwa kamu sudah baik-baik saja tanpa ada dia di sampingmu untuk membantu mengemudikan perahumu. Bahwa kamu sudah baik-baik saja tanpa harus ada penyesalan lagi. Setelah itu kamu harus terus menatap ke depan, menyongsong hamparan masa depan yang bisa mulai kamu jalankan."

"Tak bolehkah aku berhenti sejenak ketika semua rasa itu terlalu menyakitkan?"

"Tentu saja kamu boleh berhenti sejenak untuk sekedar mengumpulkan kekuatan. Tapi ingatlah, ketika kamu berlama-lama merenungi perjalananmu, perahu-perahu lain terus melaju mendahului perahumu. Apakah kamu ingin terus tertinggal di belakang yang lain?"

"....."

Aku sudah benar-benar melepasmu... Tak perlu lagi semua cerita itu terus dipertanyakan kembali... Semua sudah usai di sini...

semangat baruuu

Posted by Aira Kanaya at 7:45 PM 0 comments
Ada banyak mimpi, keinginan, dan harapan yang ingin diwujudkan di tahun ini. Tapi yang pasti aku ingin bisa lebih berbahagia. Karena dengan merasa bahagia maka kita akan bisa memandang positif segala hal yang terjadi dalam hidup kita dan merasa bahwa apapun yang terjadi kita akan selalu baik-baik saja.
Terima kasih untuk kamu yang telah ikut memberi warna dalam coretan perjalanan hidupku. Meski tak selalu warna yang menyenangkan tapi telah membuatku semakin mengerti tentang hidup.
Semoga kita masih akan terus menuliskan kisah kita bersama di tahun ini, dan juga di tahun-tahun berikutnya. ^^
 

the other side of me Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei